Selasa, 08 Maret 2011

Dia Menelanjangi Saya Diam-Diam

Itu terjadi pada tanggal 07 Maret kemarin, ketika kami merencanakan pertemuan yang tidak biasa kami lakukan di waktu dulu. Awalnya, saya menikmati kebersamaan kami, becanda, tertawa, dan adakalanya serius sambil tak lupa menikmati makanan kecil yang tersedia. Jarang sekali kami melakukan hal yang berbeda seperti ini. Biasanya kami tidak memedulikan hal serumit ini, kami selalu membiarkannya berlalu seperti itu, tanpa diperhatikan lebih lanjut. Pertemuan ini sungguh mengubah pandangan kami.

Hingga beberapa waktu berselang, dia meminta ijin untuk memasuki kamar saya. Saya tidak berpikir akan terjadi hal seperti ini, dikarenakan kelakuannya yang saya kenal selama ini tidak memiliki cacat yang cukup signifikan. Saya tidak menyangka dia berani berbuat hal yang serendah itu. Kekesalan mulai menjalar, namun dia seolah tak peduli dan menikmati apa yang dia lakukan. Saya hanya bisa pasrah sampai dia sadar dan meminta maaf setulus hati serta menyadari kesalahan yang telah dia perbuat.

Di satu perkuliahan, dosen saya pernah berkata, harga diri kalian bukan hanya menempel di badan, tetapi juga menempel di barang-barang yang kalian miliki. Sebagai contoh, ketika sedang ujian, ada teman yang mencontek pekerjaan kita, secara tidak langsung dia sudah menelanjangi diri kita. Seolah-olah melihat badan yang dengan hati-hati kita sembunyikan. Harga diri kita akan semakin tidak bernilai ketika kita membiarkannya dengan leluasa menelusuri tiap isi yang ada didalamnya.

Pada awalnya, saya tidak memedulikan hal tersebut. Alasannya adalah karena kebersamaan jauh lebih penting daripada nilai. Pemikiran yang teramat sangat naif pada masa itu. Kejadian hari Senin itu telah merubah cara pemikiran dan pandangan saya akan betapa pentingnya menjaga diri sendiri dan memiliki sifat individualis (pada waktu tertentu) daripada mementingkan orang lain yang belum tentu dia menghargai kita. Ketika melihat teman saya membuka semua folder dan mengambil beberapa file dari laptop saya tanpa meminta ijin, saya merasakan seolah-olah ditelanjangi habis-habisan. Dia menjelajahi semua privasi yang saya miliki. Kegiatan diskusi yang menyenangkan pun berakhir oleh perasaan yang benar-benar membuat sisa hari saya seperti berada di tempat yang paling buruk sedunia. Beginikah rasanya ditelanjangi oleh orang yang tidak kita harapkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar